Memilih Pelumas :
Perhatikan tingkat mutu dan kekentalannya
Saat ini banyak sekali jenis dan merek pelumas yang beredar di
pasar, masing-masing menawarkan kelebihan. Karenanya tak jarang banyak
pengguna pelumas yang bingung memilih pelumas yang sesuai untuk
kebutuhan mesinnya. Sayangnya, tak semua pemakai pelumas memahami dasar
penggunaan pelumas. Biasanya pemilik kendaraan pasrah saja dan
mempercayakan urusan yang satu ini kepada para mekanik di bengkel.
Apapun kata mekanik mereka terima begitu saja. Karena tak heran jika
satu mobil sering berganti-ganti merek dan jenis pelumas, sesuai saran
dan "kepentingan" mekanik. Lalu bagaimana sebenarnya cara memilih
pelumas yang baik untuk mesin kendaraan?
Minyak pelumas terdiri dari berbagai jenis. Dalam penggunaannya
harus disesuaikan dengan persyaratan mesin yang telah ditentukan oleh
pembuat mesin. Karena itu kenalilah mesin anda dan ketahuilah pelumas
dengan spesifikasi apa yang direkomendasikan untuk digunakan.
Mesin-mesin diesel berbahan bakar solar seperti truk atau angkutan umum
berbeda kebutuhan pelumasnya dengan mobil yang berbahan bakar bensin.
Karena itu ada pelumas yang dirancang khusus untuk mesin bensin, ada
pula yang dirancang khusus untuk mesin diesel. Tapi ada juga pelumas
yang dapat digunakan untuk keduanya, untuk mesin bensin bensin
sekaligus mesin diesel. Pelumas yang pada spesifikasinya tercantum kode
ganda misalnya SG/CD, berarti pelumas tersebut dapat digunakan untuk
mesin bensin (dengan spesifikasi SG) dan mesin diesel (dengan
spesifikasi CD). Penyebutan kode SG terlebih dahulu menyatakan bahwa
pelumas tersebut lebih diutamakan untuk mesin bensin.
Pelumas sangat menentukan kemampuan kerja sebuah mesin, baik
otomotif maupun industri. Pemilihan dan penggunaan pelumas yang tepat
akan sangat membantu kelancaran kerja dan keawetan sebuah mesin. Salah
memilih pelumas bisa berakibat fatal. Dalam memilih pelumas ada dua hal
yang harus diperhatikan dengan seksama yaitu : klasifikasi mutu pelumas
(API Service) dan tingkat kekentalan pelumas (SAE).
Klasifikasi Mutu Pelumas (API Service)
Untuk mengukur standar mutu pelumas dipakai standar American
Petroleum Institute (API) Service. American Petroleum Institute adalah
sebuah lembaga resmi di Amerika Serikat yang diakui di seluruh dunia,
yang membuat kategori pelumas sesuai dengan kerja mesin.
Klasifikasi pelumas mesin berbahan bakar bensin ditandai dengan
huruf S sedangkan untuk mesin diesel (berbahan bakar solar) ditandai
dengan huruf C. Klasifikasi sesuai dengan tingkat kemampuan pelumas
dimulai dari yang terendah adalah SA, SB, SC, SD, SE, SF, SG, SH, SJ
dan SL (untuk mesin bensin) dan CA, CB, CC, CD, CE, CF-4, CH-4 dan CI-4
(untuk mesin diesel). Pelumas yang memenuhi standar mutu ditandai
dengan pencantuman kata "API Service", diikuti dengan klasifikasinya.
Contoh : Pennzoil GT Performance Plus, API Service SJ.
Pelumas dengan API Service SL lebih baik kemampuan kerjanya dari SJ.
Pelumas dengan API Service SJ lebih baik dari API Service SH, demikian
seterusnya, yang berlaku juga untuk mesin diesel. Pelumas dengan API
Service CH-4 lebih baik kemampuan kerjanya dari pelumas API Service
CF-4. Oleh pembuat mesin, setiap kendaraan sudah ditentukan spesifikasi
apa yang harus digunakan, yang tercantum dalam buku manual. Menggunakan
pelumas yang spesifikasinya lebih tinggi dari yang ditentukan oleh
pembuat mesin, tidak jadi masalah. Tetapi sangat tidak disarankan
menggunakan pelumas dengan klasifikasi lebih rendah dari yang
ditentukan karena akan berakibat kurang baik pada mesin.
Tingkat Kekentalan
Untuk mengurangi gesekan dan keausan, dibutuhkan "lapisan" di antara
dua permukaan yang bergerak untuk mencegah kontak langsung logam dengan
logam. Lapisan pelumas ini diperlukan dengan ketebalan yang minimum.
Ketebalan lapisan pelumas tergantung pada kekentalan. Kekentalan adalah
karakteristik yang sangat penting dari pelumas. Kalau kekentalan
pelumas tinggi, maka lapisan pelumas yang terbentuk akan tebal. Kalau
kekentalan rendah, maka lapisan pelumas yang terbentuk akan tipis.
Kalau standar API dipakai untuk mengukur standar mutu pelumas, maka
untuk mengukur tingkat kekentalan pelumas dipakai standar SAE - Society
of American Engineers.
Dalam pelumas dikenal dua tingkat kekentalan yaitu :
- Pelumas dengan kekentalan tunggal (mono grade)
Monograde ditandai dengan satu angka SAE misalnya SAE 10, SAE 30, SAE 40, SAE 90, dll - Pelumas dengan kekentalan ganda (multi grade)
Multi grade ditandai dengan dua angka SAE misalnya SAE 10W-40, SAE 20W-50, dll
Pelumas mono grade hanya memiliki satu tingkat kekentalan. Pelumas
kategori ini memiliki rentang yang relative sempit atau kecil terhadap
perubahan temperatur. Kini yang banyak digunakan adalah pelumas multi
grade. Pelumas multi grade memiliki rentang kekentalan yang relatif
luas atau lebar, sehingga lebih fleksibel beradaptasi terhadap
perubahan temperatur. Contohnya pelumas SAE 20W-50. Huruf W pada SAE
20W-50 menunjukkan bahwa bila pelumas dipakai pada suhu rendah
(W=winter/dingin), pelumas akan bersifat seperti pelumas SAE 20.
Sementara angka 50 menunjukkan bahwa pada suhu tinggi (panas) pelumas
bersifat seperti SAE 50.
Dibanding dengan pelumas mono grade, maka pelumas multi grade bisa
disebut "dingin tidak beku, panas tidak cair". Karena sifatnya yang
fleksibel mempertahankan kinerja pada berbagai tingkatan suhu, maka
pelumas ini relatif cocok dipakai untuk semua mesin.
|